BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS »

Thursday, April 29, 2010

Rantai Nilai (Value Chain) Porter

Sebuah rantai nilai adalah rangkaian kegiatan untuk operasi perusahaan dalam industri yang spesifik. Unit bisnis adalah tingkat yang sesuai untuk pembangunan rantai nilai, bukan tingkat divisi atau tingkat korporasi. Produk melewati semua rantai kegiatan dalam rangka, dan pada setiap aktivitas nilai keuntungan beberapa produk. Rantai kegiatan memberikan produk-produk nilai tambah dari jumlah nilai tambah dari semua kegiatan. Hal ini penting untuk tidak mencampur konsep rantai nilai dengan biaya yang terjadi di seluruh kegiatan.
Rantai nilai mengkategorikan aktivitas umum nilai tambah dari sebuah organisasi. Kegiatan utama mencakup: logistik masuk, operasi (produksi), logistik keluar, pemasaran, dan penjualan (permintaan), dan jasa (pemeliharaan). Kegiatan dukungan meliputi: manajemen infrastruktur administratif, manajemen sumber daya manusia, teknologi (R & D), dan pengadaan. Biaya dan value drivers diidentifikasi untuk setiap aktivitas nilai.

Aktivitas-aktivitas tersebut dibagi dalam 2 jenis, yaitu :
1. Primary activities :
- Inbound logistics : aktivitas yang berhubungan dengan penanganan material sebelum digunakan.
- Operations : akivitas yang berhubungan dengan pengolahan input menjadi output.
- Outbound logistics : aktivitas yang dilakukan untuk menyampaikan produk ke tangan konsumen.
- Marketing and sales : aktivitas yang berhubungan dengan pengarahan konsumen agar tertarik untuk membeli produk.
- Service : aktivitas yang mempertahankan atau meningkatkan nilai dari produk.
2. Supported activities :
- Procurement : berkaitan dengan proses perolehan input/sumber daya.
- Human Resources Management : Pengaturan SDM mulai dari perekrutan, kompensasi, sampai pemberhentian.
- Technological Development : pengembangan peralatan, software, hardware, prosedur, didalam transformasi produk dari input menjadi output.
- Infrastructure : terdiri dari departemen-departemen/fungsi-fungsi (akuntansi, keuangan, perencanaan, GM, dsb) yang melayani kebutuhan organisasi dan mengikat bagian-bagiannya menjadi sebuah kesatuan.

Enam fungsi bisnis Rantai Nilai:
* Penelitian dan Pengembangan
* Desain Produk, Jasa, atau Proses
* Produksi
* Pemasaran & Penjualan
* Distribusi
* Layanan Pelanggan
Contoh analisis rantai nilai: PT Bank Lippo Tbk
1. Primary Activities Lippo Bank:
a. Inbound logistics :
- Pengelolaan likuiditas yang sehat, dengan jumlah kas atau setara kas senilai Rp.3570 milyar pada akhir tahun 2005, yang terdiri dari kas, giro pada bank lain dan BI, efek-efek, portfolio Sertifikat Bank Indonesia, dan obligasi.
- Program Anti Pencucian Uang dan Kenali Nasabah Anda (penanganan uang yang masuk).
b. Operations :
- Pemeliharaan rekening skala besar maupun kecil, kliring, setoran, tarikan transfer, dls.
- Compliance Group, yang mengawasi jalannya operasi agar sesuai dengan peraturan dari Bank Indonesia.
- Pemantauan kredit
- Program Anti Pencucian Uang dan Kenali Nasabah Anda.
c. Outbound logistics :
- 400 kantor cabang utama, pembantu, dan kantor kas yang tersebar di 87 kota, 700 unit ATM di 120 kota, 6 Branch Service Center.
- E-Banking : Internet Banking, Mobile Banking, Phone Banking, dengan layanan setoran online 24 jam.
- Jalur distribusi pelayanan yang seimbang antara jaringan kantor cabang konvensional.
d. Marketing and sales :
- Tersedianya teller dan information center yang cukup untuk menyampaikan informasi bagi calon konsumen atau konsumen.
- Strategi periklanan yang gencar ditelevisi dan promosi berupa penyelenggaraan undian-undian tabungan berhadiah. Selain itu, adanya Corporate Social Responsibility yang memberikan beasiswa dan bantuan tenaga pengajar dibidang perbankan di beberapa universitas besar, meskipun tidak bersifat iklan namun dapat menambah nilai LippoBank dimata masyarakat.
- Lengkapnya fasilitas dan layanan bank ditambah dengan paket-paket tabungan yang menarik, serta dimbangi dengan perkembangan teknologi, merupakan suatu nilai plus tersendiri bagi LippoBank.
- Penawaran suku bunga tabungan yang tinggi.
- Penataan lokasi kantor cabang dan ATM yang strategis, agar dapat berfungsi lebih efektif sebagai penyedia produk dan layanan perbankan konsumen.
- Produk-produk kredit customer yang inovatif dan kompetitif.
e. Service :
- Layanan setoran, tarikan, kliring, transfer
- Kartu kredit : Lippo Bank VISA and MasterCard Credit Card, Lippo Bank Golf Card and Lippo Bank Lady Card.
- Perbankan elektronik : Lippo Bank ATM, Lippo Bank Visa Electron Debit Card, Lippo Bank Visa Electron Distribution Card, e-LippoLink, LippoNetB@nk, Electronic Draft Captured (EDC).
- Layanan transaksi perbankan : Call Centre 14042, pengiriman uang, Mass Fund Transfer System (MFTS), Inkaso, Bank Drafts, Bancassurance.
- Produk Treasury : Transaksi Valuta Asing, Transaksi Spot, Transaksi Forward.
- Fasilitas kredit : LippoBank Home Loan, LippoBank Car/Motor Loan, Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi, Kredit Ekspor, Trust Receipt (T/R).
- Bank Garansi : Payment Bond, Tender Bond, Advance Payment Bond, Performance Bond, Bank Garansi Bapeksta, Bank Garansi Bea Cukai.
- Fasilitas Ekspor-Impor : Letter of Credit (L/C), Negosiasi Wesel Ekspor, Diskonto Wesel Ekspor, Document against Acceptance Financing (D/A), Forfeiting, Documentary Collections, Warehouse Receipt Financing, SLBC (Stand by Letter of Credit).
- Layanan lainnya : LippoBank Travel Center, Safe Deposit Box, Pick up and Delivery Service, layanan setoran online 24 jam, Call Center.
2. Supported Activities Lippo Bank:
a. Procurement :
- Struktur pendanaan, 75% berasal dari pihak ketiga berupa rekening tabungan atau giro.
- Dari bunga pemberian kredit dan bunga-bunga lainnya, Obligasi Pemerintah Republik Indonesia, provisi dan komisi lainnya, dan transaksi mata uang asing.
- Laba dari penjualan surat-surat berharga.
- Saham-saham yang diterbitkan sebagai salah satu media perolehan modal/kas. Saham-saham ini diperdagangkan di BEJ dan BES.
- Perputaran dari hasil transaksi bulanan yang rata-rata Rp. 530 trilyun.
b. Human Resources Management :
- Adanya Unit Training Human Resources, yang bertanggung jawab atas pengembangan dan pelaksanaan program-program pengembangan SDM, diantaranya : Management Development, Information Technology Development
, Dealer Development, Human Resources Development. (SDM sejumlah 6000an pada 2005).
c. Technological Development :
- Teknologi perbankan yang canggih, memungkinkan layanan pembayaran elektronik dengan volume transaksi lebih dari Rp. 30 trilyun/bulan.
- Internet Banking, Mobile Banking, Phone Banking, Call Center.
- Migrasi teknologi kartu kredit agar sesuai dengan standar baru Euro Master Visa (EMV), sehingga keamanan dan fleksibilitas kartu kredit akan bertambah.
- Peningkatan fitur layanan bernilai tambah di ATM.
d. Infrastructure :
- Management Information System, Accounting, Operations, Financial, Human Resources Department.
- Layanan perbankan elektronik : jaringan ATM dan perbankan yang luas (400 kantor cabang, 700 unit ATM), LippoNetBank, e-LippoLink, fasilitas Call Center.
- Pengalihan ‘Delegated Authority’ dan ‘Service Strategy’ dari Kantor Pusat ke jaringan kantor cabang.
- Pembentukan struktur ‘Credit Service Center’ dan ‘Branch Service Center’, agar pemberian kredit lebih efisien dan meningkatkan pelayanan dan analisa bisnis di kantor cabang.
- Infrastruktur yang dikembangkan berdasarkan 4 konsep utama : struktur jalur pelaporan, bentuk struktur yang datar, struktur hirarki organisasi, dan struktur Strategic Business Unit.
- Pengawasan Internal : Internal audit Group, Compliance Group, Unit Pengelolaan Resiko
- Jaringan intranet untuk seluruh kantor cabang.
- Risk Management Charter dan Risk Management Philosophy, yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris sebagai bagian dari infrasruktur pengelolaan resiko.
- Berbagai komite : Risk Mitigation, Corporate Governance, Risk Management, Audit, Kredit, Products, Assets and Liabilities, dan Work Group.
- Restucturing and Settlement Group, komite independen dengan unit kerja khusus penanganan kredit bermasalah.
- Instutional Banking Group dan Asset-Liability Management, Sebagai pendukung aktivitas LippoBank secara keseluruhan dan aktivitas treasury pada umumnya.

Sumber data dan referensi :
- www.valuebasedmanagement.net
- www.lippobank.co.id

Saturday, April 24, 2010

Memadukan Intuisi dan Analisis

Berdasarkan pengalaman, penilaian, dan perasaan masa lalu banyak orang menganggap bahwa intuisi sangat penting untuk membuat keputusan-keputusan strategis yang baik. Intuisi dianggap sangat berguna ketika keputusan bisnis harus dibuat dalam situasi yang penuh ketidakpastian atau tidak ada presedennya. Intuisi juga sangat berguna jika ada variabel-variabel yang saling berhubungan atau ketika harus memilih di antara alternatif-alternatif yang masuk akal.
Sejumlah organisasi saat ini dapat bertahan dan berkembang karena dipimpin oleh orang jenius yang intuitif. Namun kebanyakan organisasi yang tidak demikian beruntung, memperoleh manfaat dari manajemen strategis yang didasarkan atas perpaduan intuisi dan analisis dalam pembuatan keputusan. Para manajer di semua level organisasi menggunakan intuisi dan opini mereka dalam melakukan analisis manajemen strategis. Berpikir analitis dan berpikir intuitif saling melengkapi satu sama lain.
Manajemen berdasarkan intuisi bukan berarti "saya telah membuat keputusan dan tidak perlu repot-repot mencari fakta." Hal demikian merupakan manajemen berdasarkan kebodohan. Peter Drucker berkata, "saya meyakini intuisi, salama Anda melakukannya dengan tertib. Seseorang yang hanya mengandalkan 'firasat', yang membuat diagnosa tetapi tidak mencocokkannya dengan fakta, adalah orang yang dalam kedokteran bisa membunuh pasiennya, dan dalam manajemen bisa membunuh bisnis atau usaha."